Cinta adalah misteri terbesar dalam hidup. Kadang cinta datang sesuka hati. Kadang cinta tidak dapat di hindari. Semakin menyangkalnya semakin besar rasa cinta itu tumbuh. Itulah cinta di mana kita tidak dapat mengendalikan keberadaanya. Atas nama cinta apapun bisa dilakukan. Sehebat apapun rintangan menghadang, halangan menjegal, semua tak kan bisa menghentikan kekuatannya.
Cinta adalah fitrah yang dimiliki setiap manusia. Cinta dibekalkan sang pencipta kepada manusia sebagai wujud kasih sayangNya terhadap ciptaanNya. Dan itu sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia yang berfungsi sebagai khalifah dan berperan sebagai pemakmur/pemelihara bumi. Bumi ini hanya akan terpelihara sebagaimana mestinya ketika kita mengelolanya dengan penuh cinta. Kenyataannya tidak demikian. Saling menghujam satu sama lain, permusuhan terus menantang, dan peperanganpun tak bisa dihindarkan. Ketika hal ini terjadi maka jangan harap dunia kan terpelihara sebagaimana mestinya. LaluDimanakah letaknya cinta yang telah Pencipta berikan?
Itu tidak semuanya. Masih sebagian dari kita yang senantiasa menebarkan cinta. Namun, kecintaannya membuat ia lupa akan makna cinta itu sendiri. Ia juga terlena dengan dinamika yang ada. Ia tebarkan cinta kemana-mana tetapi tak jelas kemana, tidak seperti yang pencipta lakukan pada kita.
Lantas apa yang hendak di cari...Kebahagiaankah???
Tahukah Kebahagiaan itu siapa yang punya???
Ketahui dan pahamilah bahwa kebahagiaan itu terlahir dari cinta yang utuh dan menyeluruh. Mustahil kita mendapat kebahagiaan bila cinta yang diberikan hanya untuk sebagian kecil saja apalagi seorang. Sungguh tak adil. Yang seperti itulah yang akan membuat mata hati gelap sehingga lupa yang selupa-lupanya. Sehingga membuatnya gampang stress gara-gara cinta. Padahal cinta akan membahagiakan bukan menyengsarakan. Kesengsaraan itu tercipta karena salah menaruh kecintannya. yang demikian itu disebut nafsu. seolah cinta padahal palsu.
Cinta itu utuh dan menyeluruh. Dan itu hanya akan tertuju pada yang satu, bukan untuk dua apalagi lebih. Selain pada yang satu adalah buahnya. Namun kebanyakan dari kita mungkin lupa, terlupakan atau bisa jadi melupakannya. Yang bilang “atas nama cinta” untuk selain yang satu adalah bohong, bohong yang sebesar-besarnya. Itulah bukan atas nama cinta tapi itu atas nama Nafsu belaka.
Dan generasi muda saat ini telah banyak yang tertipu, Cinta atau Nafsu.
Ironis.